Minggu, Juli 26, 2009

SEKILAS tentang CAHAYA

Pasti tau donk apa itu cahaya? Yupz.. cahaya emang begitu familiar dengan kehidupan kita. Dengan cahaya kita dapat melihat benda2 di sekeliling kita, dan dunia ini yang warna warni pun dapat kita lihat karena adanya cahaya. (Yaiya donk, bosen yaiyalah.. Kalo gelap jadi susah kan ngeliatnya). Tapi apa udah pada tau kalo ternyata cahaya punya keunikan yang begitu menginspirasi banget (pleonasme kayaknya). Mau tau?

Nyang pertama,
Cahaya itu materi yang unik, karena wujudnya ‘laen daripada yang sama’ (baca: berbeda) dengan zat2 yg lain, (kayak zat padat, cair, dan gas) membuat cahaya bisa dibilang punya elemen sendiri. Jadi cahaya ntu ga termasuk dari empat elemen yang ada di serial kartun Avatar, yaitu elemen bumi, air, api, dan udara. Tapi, karena cahaya ga punya massa en ga bisa nempati ruang, jadinya cahaya ga bisa dibilang sebagai sebuah zat. Nah lho? Truz cahaya apaan donk? Yaa begitulah cahaya, memiliki banyak sisi misterius dan keunikannya sendiri.
Hal ini menginspirasi kita bahwa kita kudu punya pribadi yang unik dan beda dari orang lain. Jangan sekedar ngikutin tren yang ada, tanpa di’filter dulu, apa sesuai dengan kepribadian kita. Coz kalo kita ga punya karakteristik atau sekedar cuma ikut2an, bisa dipastikan bahwa kita ga bakal exist karena kita hanya akan jadi budak tren en mode. So, jadilah tren setter! Biar kita yang nyiptain tren, bukan ngikutin tren. Pastinya, tren yang baik2, baik buat diri kita en orang lain, kayak budaya untuk bersikap ramah en peduli terhadap sesama.

Nyang kedua,
Cahayalah yang secara langsung membuat kita bisa ngelihat benda2 di sekeliling kita. Semua obyek yang kita lihat memantulkan cahaya dengan frekuensi dan panjang gelombang yang berbeda2, lalu masuk ke mata, hingga sampai di retina untuk kemudian diproses oleh otak. Nah, abiz diproses ama otak, kita baru bisa tau apa yang kita liat. Nah, penting banget kan peran cahaya dalam penglihatan kita. Coz mata kita ga bakal bisa lihat apa2 kalo ga ada cahaya.
Ini menginspirasi kita bahwa hidup ini kudu berguna buat orang lain. Dengan berusaha membantu apa pun yang kita bisa. Berilah kontribusi (halah.. bahasanye) yang terbaik buat orang2 di sekitar kita. Jadilah perantara kebaikan, yang menjadi jalan bagi orang lain buat berbuat baik.

Nyang ketiga,
Cahaya memiliki kecepatan rambat yang paling cepat di antara materi2 yang lain. Sehingga, menjadi acuan kecepatan tercepat di dunia ini. Yakni 3 x 108 m/s atau 300.000.000 m/s = 300.000 km/s. Wow.. Bayangin aja.. Belum ada yang bisa menandingi kecepatan rambat cahaya. Dengan dasar teori fisika ini yang membuat kita melihat cahaya kilat duluan daripada suara gemuruh petirnya.
Hal ini menginspirasi kita untuk berusaha menjadi yang terbaik. Walaupun kita tak bisa secepat kilat atau cahaya (yaiyalah..) tapi kita harus terus berusaha menjadi yang terbaik. Dengan usaha yang semaksimal mungkin, dan daya upaya yang kita miliki. Jangan lupa untuk tetap diiringi doa dan tawakal kepada Allah SWT.

Nyang keempat,
Cahayalah yang mengalahkan kegelapan, bukan gelap yang mengalahkan cahaya. Filosofinya seperti ini. Bila kita berada di suatu tempat yang gelap, maka ketika kita menyalakan lampu patromak (haduh.. masih jaman apa ya?) semakin terang cahaya lampu, maka akan semakin hilang kegelapan, alias semakin terang. Bukan justru sebaliknya, ketika lingkungan di sekitar kita semakin gelap terus cahaya lampu semakin meredup. Ga ngaruh kalee.. Itulah hebatnya kekuatan cahaya. Cahaya dapat mempengaruhi kegelapan, tapi gelap tidak akan dapat mempengaruhi kecahayaan (duh ?!?!).
Hal ini menginspirasi kita bahwa jangan pernah menyerah terhadap masalah apapun yang kita hadapi. Karena apabila masalah yang kita hadapi terasa amat sulit, sejatinya bukan karena masalahnya yang terlampau rumit. Tapi kitanya aja yang belum siap dan belum maksimal menghadapi masalah tersebut. Ga bakal ada artinya segala masalah itu, seberat apapun kalo kitanya udah siap en terlatih buat sabar ngadepinnya. Inget filosofisnya, kita analogikan diri kita sebagai cahaya, dan masalah sebagai kegelapan. Maka, kitalah yang akan mempengaruhi masalah, bukan masalah yang mempengaruhi kita. Tul ga?

Nyang kelima,
Nah, tapi selain punya kehebatan yang dahsyat2 itu, cahaya juga punya kelemahan. Yaa cahaya kan juga makhluk, jadi pasti ada kekurangannya. Karena yang sempurna en Maha Sempurna yaa Cuma Allahu Rabbi.. ye ga?
Apa donk kekurangannya? Sejauh en secepat apapun cahaya dapat merambat, ia takkan mampu menembus zat atau lapisan yang memiliki tingkat kerapatan yang sangat tinggi. Ketika akan melewati zat tersebut, cahaya akan direfleksi (dipantulkan) atau diserap (diredam).
Hal ini menginspirasi kita bahwa sehebat apapun manusia, walau dia punya segalanya di dunia, tapi ia takkan pernah bisa menentang takdir Allah SWT. Segalanya akan takluk dan tunduk kepada Dzat yang Maha Kuasa, Allah. Jadi janganlah segala kelebihan yang kita miliki membuat kita tinggi hati dan sombong. Ingatlah bahwa di atas langit masih ada langit. Senantiasa bersikap rendah hati, tapi bukan rendah diri lho.. Lha.. mang beda? Yaa bedalah.. nanti kita bahas lebih lanjut.. ok? So tungguin artikel berikutnya..

by Rijaludzikru99
(The Inspiring Light)
http://kitabisatahu.blogspot.com
Jumat, April 24, 2009

Jodoh Itu di Tangan Kita..

“Kalo gw sich pengennya yang cantik, rambutnya panjang, kulitnya putih, n kalo bisa anak orang kaya”. Truz kalo yang cewek bilang, “Ganteng, cool, kaya, suka neraktir, pokonye gitu dech!”. Kira2 kayak gitu jawaban yang biasa kita denger, kalo ditanya tentang cowok or cewek idaman. Itu mah standard kale!!!

Ada cowok yang punya gebetan cewek, udah cantik, kulitnya putih, tinggi semampai (semeter pun tak sampai) pula. Tapi, makin lama, makin kenal, keliatan dech wujud aslinya (hi... hi... hi.. ?!?!). Ternyata, doi suka bo’ong, suka marah2 gajebo, sensitif, dsb. Akhirnya, makan hati dech! (minumnya teh botol Sosro).

Ada juga cewek yang punya gebetan cowok, guanteng banget, cool... (Afgan mah lewat dech), udah gitu tajir lagi. Tapi, pas ditanya ke temen2 deketnya, ternyata doi orangnya narsizz abizz... Sombongnye gak ketulungan, ngerasa pulau jawa itu punya bokapnya kale! Dan ternyata kebukti. Lagi, lagi, makan hati... !!!

Nah, kayaknya ada yang salah dech... !!! Padahal keliatannya doi begitu sempurna, tapi... ternyata cuma “cashing”-nya aja. Ketauan kan, selama ini tuch, kita cuma liat sesuatu dari luarnya. Ibarat pepatah: “Don’t judge the book, only from the cover.” Jangan liat orang cuma dari “cashing”-nya aja, coy! Tapi liat juga dalemannya. Eh.. sorry salah, maksudnya tuch liat juga inner beauty-nya. Liat auranya. Percuma kan punya gebetan cantik or ganteng , tapi... sering nyakitin. Lagi, lagi, dan lagi.... makan hati....!!!!

Kalo selama ini, yang kita banggain cuma fisik. Kalo cowok: badan tinggi, perut six pack, macho, cool, dsm. Basee kalee!!! Kalo suatu hari ketabrak ama becak (bukannya doain yee), truz anggota tubuh kita ada yang cacat. Apelagi yang mau kita banggain?! (Yang ada tadinya narsizz jadi minder abizz!)

Truz bwt cewek, punya rambut yang panjang nan lurus udah dibanggain mati2an. Truz punya kulit yang putih, udah ngerasa jadi artist. Ngerawat penampilan ntu kudu, apalagi tujuannya bwt ngejaga kesehatan. Tapi kan gak perlu ke salon tiap minggu, apelagi pengennya nyisir or ngaca mulu tiap detik. Kalo lagi jalan pengennya dipamerin (lukisan kale dipamerin!) Kalo suatu hari ke siram aer panas, truz rusak dech tuch kulit, gimane?!?! Sekale lagi bukannya ngedoain, tapi kita bicara realita, man (or woman)!!! Everything is possible, dan semua yang ada di dunia ini gak ada yang abadi. Tul ga?

Nah, supaya gak nyesel, yuk kita rawat dech inner beauty kita, hati kita, tingkah laku kita. Tanpa ngelupain penampilan kita. Yaa... dibikin seimbang aja dech antara inner & outter beauty kita (udah kayak kabel coax aja ya?!). Kita jadiin diri kite tuch bermanfaat bagi orang lain, bisa dibanggain ama bonyok kite (dengan berprestasi tentunya). Dan yang terpenting, jadiin diri kite mulia gak cuma di mata manusia aja, tapi di mata ALLAH SWT juga! Setuju gak?!!?

“Kecantikan akan tenggelam oleh waktu, tapi kebaikan akan tersimpan dalam qalbu.”

(Tunggu lanjutannya yaa)
Selasa, April 07, 2009

Saatnya Anak Muda Memilih

Negara kita Indonesia, akan menjalani sebuah hari yang penting. Karena pada tahun ini, kita akan merayakan “Pesta Demokrasi”. Yang setiap lima tahun sekali kita rayakan. Sebuah pesta negara yang akan menentukan nasib kita, nasib bangsa Indonesia. Tahun 2009 ini, kita diberi kesempatan untuk memilih orang-orang yang kita percayai, untuk memimpin bangsa ini. Melalui sebuah proses yang sering kita kenal dengan nama Pemilu atau Pemilihan Umum.

Tentu kita telah bosan dengan keadaan bangsa ini. Kebodohan dan kemiskinan merajalela, jalan-jalan yang semakin terasa sempit, dan semakin jelas jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Semua itu akibat buruknya kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bersifat amanah, dan hanya mementingkan diri mereka sendiri. Para pejabat negeri ini, dengan seenaknya memakan uang kita, uang rakyat. Tanpa pernah menengok ke bawah betapa banyak penduduk Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Untuk itu, saatnya kita sebagai generasi harapan, generasi penerus bangsa ini. Harus mulai menaruh perhatian kepada negeri kita yang sangat memprihatinkan. Karena kita sebagai seorang pemuda, memiliki sebuah kekuatan yang luar biasa atau the super power, yaitu SEMANGAT. Kita punya semangat perubahan. Semangat untuk membawa bangsa ini menjadi lebih baik lagi. Semangat memperbaiki bangsa.

Melalui tulisan ini, saya mengajak kepada seluruh teman-teman. Gunakan hak pilih kita sebaik-baiknya. Tanamkan sifat kritis dalam menyikapi peristiwa-peristiwa yang terjadi di bangsa ini. Pelajari visi dan misi setiap parpol yang akan bersaing dalam Pemilu 2009 mendatang. Jangan sampai kita salah memilih. Jangan sampai kekuasaan jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

Sekaranglah waktu untuk kita memulai. Jangan merasa segan untuk mulai berpolitik, dan jikalau kita sudah merasa yakin dengan kapabilitas kita, maka majulah untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin negara ini, negara Indonesia. Karena kondisi negara kita di masa yang akan datang ada di tangan kita, kita yang menentukan. Ingat, kalau bukan kita sebagai generasi muda, yang akan memimpin bangsa ini, lalu siapa yang akan membuat negara kita maju.

(",) L. A. Rizal