Jumat, April 24, 2009

Jodoh Itu di Tangan Kita..

“Kalo gw sich pengennya yang cantik, rambutnya panjang, kulitnya putih, n kalo bisa anak orang kaya”. Truz kalo yang cewek bilang, “Ganteng, cool, kaya, suka neraktir, pokonye gitu dech!”. Kira2 kayak gitu jawaban yang biasa kita denger, kalo ditanya tentang cowok or cewek idaman. Itu mah standard kale!!!

Ada cowok yang punya gebetan cewek, udah cantik, kulitnya putih, tinggi semampai (semeter pun tak sampai) pula. Tapi, makin lama, makin kenal, keliatan dech wujud aslinya (hi... hi... hi.. ?!?!). Ternyata, doi suka bo’ong, suka marah2 gajebo, sensitif, dsb. Akhirnya, makan hati dech! (minumnya teh botol Sosro).

Ada juga cewek yang punya gebetan cowok, guanteng banget, cool... (Afgan mah lewat dech), udah gitu tajir lagi. Tapi, pas ditanya ke temen2 deketnya, ternyata doi orangnya narsizz abizz... Sombongnye gak ketulungan, ngerasa pulau jawa itu punya bokapnya kale! Dan ternyata kebukti. Lagi, lagi, makan hati... !!!

Nah, kayaknya ada yang salah dech... !!! Padahal keliatannya doi begitu sempurna, tapi... ternyata cuma “cashing”-nya aja. Ketauan kan, selama ini tuch, kita cuma liat sesuatu dari luarnya. Ibarat pepatah: “Don’t judge the book, only from the cover.” Jangan liat orang cuma dari “cashing”-nya aja, coy! Tapi liat juga dalemannya. Eh.. sorry salah, maksudnya tuch liat juga inner beauty-nya. Liat auranya. Percuma kan punya gebetan cantik or ganteng , tapi... sering nyakitin. Lagi, lagi, dan lagi.... makan hati....!!!!

Kalo selama ini, yang kita banggain cuma fisik. Kalo cowok: badan tinggi, perut six pack, macho, cool, dsm. Basee kalee!!! Kalo suatu hari ketabrak ama becak (bukannya doain yee), truz anggota tubuh kita ada yang cacat. Apelagi yang mau kita banggain?! (Yang ada tadinya narsizz jadi minder abizz!)

Truz bwt cewek, punya rambut yang panjang nan lurus udah dibanggain mati2an. Truz punya kulit yang putih, udah ngerasa jadi artist. Ngerawat penampilan ntu kudu, apalagi tujuannya bwt ngejaga kesehatan. Tapi kan gak perlu ke salon tiap minggu, apelagi pengennya nyisir or ngaca mulu tiap detik. Kalo lagi jalan pengennya dipamerin (lukisan kale dipamerin!) Kalo suatu hari ke siram aer panas, truz rusak dech tuch kulit, gimane?!?! Sekale lagi bukannya ngedoain, tapi kita bicara realita, man (or woman)!!! Everything is possible, dan semua yang ada di dunia ini gak ada yang abadi. Tul ga?

Nah, supaya gak nyesel, yuk kita rawat dech inner beauty kita, hati kita, tingkah laku kita. Tanpa ngelupain penampilan kita. Yaa... dibikin seimbang aja dech antara inner & outter beauty kita (udah kayak kabel coax aja ya?!). Kita jadiin diri kite tuch bermanfaat bagi orang lain, bisa dibanggain ama bonyok kite (dengan berprestasi tentunya). Dan yang terpenting, jadiin diri kite mulia gak cuma di mata manusia aja, tapi di mata ALLAH SWT juga! Setuju gak?!!?

“Kecantikan akan tenggelam oleh waktu, tapi kebaikan akan tersimpan dalam qalbu.”

(Tunggu lanjutannya yaa)
Selasa, April 07, 2009

Saatnya Anak Muda Memilih

Negara kita Indonesia, akan menjalani sebuah hari yang penting. Karena pada tahun ini, kita akan merayakan “Pesta Demokrasi”. Yang setiap lima tahun sekali kita rayakan. Sebuah pesta negara yang akan menentukan nasib kita, nasib bangsa Indonesia. Tahun 2009 ini, kita diberi kesempatan untuk memilih orang-orang yang kita percayai, untuk memimpin bangsa ini. Melalui sebuah proses yang sering kita kenal dengan nama Pemilu atau Pemilihan Umum.

Tentu kita telah bosan dengan keadaan bangsa ini. Kebodohan dan kemiskinan merajalela, jalan-jalan yang semakin terasa sempit, dan semakin jelas jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Semua itu akibat buruknya kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bersifat amanah, dan hanya mementingkan diri mereka sendiri. Para pejabat negeri ini, dengan seenaknya memakan uang kita, uang rakyat. Tanpa pernah menengok ke bawah betapa banyak penduduk Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Untuk itu, saatnya kita sebagai generasi harapan, generasi penerus bangsa ini. Harus mulai menaruh perhatian kepada negeri kita yang sangat memprihatinkan. Karena kita sebagai seorang pemuda, memiliki sebuah kekuatan yang luar biasa atau the super power, yaitu SEMANGAT. Kita punya semangat perubahan. Semangat untuk membawa bangsa ini menjadi lebih baik lagi. Semangat memperbaiki bangsa.

Melalui tulisan ini, saya mengajak kepada seluruh teman-teman. Gunakan hak pilih kita sebaik-baiknya. Tanamkan sifat kritis dalam menyikapi peristiwa-peristiwa yang terjadi di bangsa ini. Pelajari visi dan misi setiap parpol yang akan bersaing dalam Pemilu 2009 mendatang. Jangan sampai kita salah memilih. Jangan sampai kekuasaan jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

Sekaranglah waktu untuk kita memulai. Jangan merasa segan untuk mulai berpolitik, dan jikalau kita sudah merasa yakin dengan kapabilitas kita, maka majulah untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin negara ini, negara Indonesia. Karena kondisi negara kita di masa yang akan datang ada di tangan kita, kita yang menentukan. Ingat, kalau bukan kita sebagai generasi muda, yang akan memimpin bangsa ini, lalu siapa yang akan membuat negara kita maju.

(",) L. A. Rizal
Masih membekas dalam benak kita, dalam pikiran kita, sebuah tragedi yang sungguh tidak mencerminkan perikemanusiaan. Sebuah tindakan biadab yang dilakukan secara besar-besaran. Dan tentu saja masih terasa bagi saudara-saudara kita di jalur Gaza, Palestina, ketika Kaum Zionis Israel melakukan serangan membabi buta ke rumah-rumah mereka, sekolah, dan bahkan rumah sakit.

Tapi, ada sedikit cerita yang sungguh luar biasa. Yang menggambarkan betapa tabah nya saudara-saudara kita di sana. Sedikit pun mereka tak pernah menyerah, “we will not go down” seperti yang diungkapkan oleh Michael Heart melalui lagunya. Kisah berikut ini didapat dari para relawan yg sempat berkunjung ke sana.

PEDULI

Apabila kita bertemu dengan para pengungsi di Palestina dan mencoba untuk bertegur sapa, maka kita akan mendapati merekalah yang akan lebih dahulu menanyakan kabar kita. Ini mencerminkan betapa peduli nya mereka dengan keadaan sesamanya. Walaupun secara kasat mata, keadaan merekalah yang lebih memprihatinkan. Tapi, sungguh Subhanallah, dengan keadaan yang serba kekurangan, mereka masih memikirkan nasib kita. Sedangkan kita, di negeri yang aman damai ini, masih merasa enggan untuk bertegur sapa dengan sesama, enggan untuk saling memberikan senyum dan salam. Padahal, apabila dia telah bersaksi bahwa Allah adalah satu2nya Tuhan yang wajib disembah, dan Muhammad adalah rasul Allah, maka sesungguhnya kita telah dipersaudarakan dengan sebuah ikatan tali yang suci, tali ukhuwah. Saudara seiman.

MANDIRI

Penduduk Palestina, khususnya anak2 telah dididik dari kecil untuk bersikap mandiri dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Walaupun keadaan mereka sangatlah sulit, sampai2 mereka sulit sekali untuk menemukan air bersih, sehingga membuat mereka harus lebih kuat menahan dahaga. Untuk bertahan hidup, mereka harus rela memakan daun2 dari tumbuhan liar yang sama sekali tidak layak untuk dikonsumsi. Namun, di sana sulit sekali menemukan anak2 yang berkeliaran, meminta atau mengemis di pinggir jalan. Mereka sadar bahwa mereka memang sangat membutuhkan, tapi itu tidak membuat mereka menurunkan harga dirinya dengan meminta-minta. Apabila mereka membutuhkan uang, mereka akan berusaha mencari apa yang bisa mereka jual, bisa berupa barang ataupun jasa.

Apabila kita shalat di masjid, ada beberapa anak korban dari kebiadaban Israel la’natullah, yang menawarkan segelas teh kepada kita. Sungguh bila kita melihat mereka, itu akan mengiris hati kita. Mereka bisa saja mengemis atau bahkan dengan memaksa, untuk bisa mendapatkan sedikit uang untuk membeli makanan. Tapi itu semua tidak mereka lakukan. Mereka sangat yakin bahwa Allah masih Menyayangi mereka, rizki Allah bertebaran di muka bumi. Subhanallah.

NASIONALISME

Kebanyakan manusia, ketika merasa dirinya dalam bahaya dan merasa sedang tersudutkan, maka hilanglah rasa simpati dan empati dalam diri mereka. Mereka pasti lebih memilih untuk lari dan menyelamatkan diri mereka sendiri. Mungkin bila kita yang diserang, kita akan lari menyelamatkan diri dan berusaha mencari tempat yang aman. Walaupun harus meninggalkan orang lain.

Tapi semua itu tak terlihat di jiwa para penduduk Palestina. Ketika desa mereka diserang, mereka akan saling membantu untuk menyelamatkan satu sama lain. Mereka tidak langsung lari menyelamatkan diri, meninggalkan negara mereka, tanah air mereka, Palestina. Buktinya, kota Raffah, yang menjadi daerah perbatasan antara Palestina dan Mesir, masih terlihat lengang dan sepi. Tidak banyak para pengungsi yang mencoba melarikan diri dan menunggu kebijakan Mesir untuk membuka perbatasan dengan Jalur Gaza. Mereka sangat mencintai negara mereka, tanah air mereka, Palestina. Begitu tinggi rasa Nasionalisme yang mereka miliki, sehingga mereka rela mengorbankan jiwa, raga, serta harta mereka untuk mempertahankan daerah mereka, tanah kelahiran mereka, PALESTINA.

Semoga teladan yang diberikan oleh para penduduk Palestina, dapat membuka hati nurani kita semua. Melunakkan hati kita yang masih keras, untuk saling peduli terhadap sesama. Saling membantu bila ada saudara kita yang sedang membutuhkan.
Wallahu’alam

>kitabisatahu!<